Anak-anak perlu mendapatkan pengajaran tentang sikap disiplin sejak usia dini. Namun, orang tua jangan sampai memakai cara kekerasan saat mengajarkan kedisiplinan terhadap anak.
Salah satu caranya adalah dengan mengajari anak agar disiplin dalam hal waktu. Dengan memiliki sikap disiplin dalam hal waktu, si kecil dapat melaksanakan tugasnya secara baik, seperti yang terkait kegiatan sekolah hingga belajar. Tak hanya itu, anak pun akan lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya.
Dikutip dari laman Ibu dan Balita, terdapat dua hal penting yang dapat diajarkan kepada anak untuk menerapkan disiplin waktu. Keduanya adalah membuat tabel waktu dan memberikan penghargaan.
Orang tua disarankan mengajari anak-anak membuat tabel waktu yang berisi jadwal kegiatan mereka sehari-hari. Misalnya, ketika pukul 07.00, anak sudah harus di sekolah, pukul 12.00 jam makan siang, dan sebagainya.
Lalu, jika anak berhasil melakukan kegiatan sesuai waktu yang telah ditentukan, berikan penghargaan yang bisa berupa apa saja sesuai dengan keinginan atau kebutuhannya. Dengan cara seperti ini, anak akan lebih semangat dan termotivasi melakukan aktivitas sesuai dengan jadwal.
Para orang tua sangat disarankan untuk tidak menggunakan kekerasan saat mengajarkan sikap disiplin terhadap anak-anak. Kekerasan justru dapat membuat anak menjadi lebih tidak disiplin karena menganggap cara orang tua dalam mengajarkannya tidak menyenangkan.
Akan jauh lebih baik, apabila orang tua menanamkan nilai-nilai disiplin dengan menerangkan sejumlah alasan soal pentingnya "tepat waktu" dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, ada baiknya untuk mengajarkan sikap disiplin kepada si kecil sesuai dengan umurnya. Hal ini agar apa yang diajarkan oleh orang tua sesuai dengan kemampuan dan tumbuh kembang anak.
Berikut adalah tips dan cara mengajarkan disiplin kepada anak sesuai dengan usianya, sebagaimana dikutip dari laman Healthy Children:
1. Bayi
- Bayi belajar dengan melihat apa yang para orang tua lakukan, jadi berikan contoh perilaku yang Anda harapkan.
-Gunakan bahasa positif untuk membimbing bayi. Misalnya, katakan, "Saatnya duduk," daripada, "Jangan berdiri."
-Sampaikan kata, "tidak," hanya untuk masalah yang paling penting, seperti keamanan. Batasi mengatakan "tidak" dengan meletakkan benda-benda berbahaya di luar jangkauan anak-anak.
-Mengalihkan atau mengganti objek berbahaya dengan benda lain yang boleh dimainkan adalah strategi yang baik daripada sering mengatakan "tidak" atau "jangan" kepada anak.
-Bahas dengan pasangan Anda, anggota keluarga, dan petugas penitipan anak untuk menerapkan standar yang sama saat mengajari anak.
2. Balita
- Perhatikan dan puji perilaku anak yang Anda sukai dan abaikan yang tidak Anda inginkan. Arahkan anak kembali ke aktivitas yang berbeda saat dibutuhkan.
-Anak dapat bersikap emosional saat berjuang untuk menguasai keterampilan dan situasi baru. Antisipasi pemicu amarah, seperti lelah atau lapar, dan bantu anak menghindarinya dengan tidur siang dan makan tepat waktu.
- Ajari anak untuk tidak memukul, menggigit, atau menggunakan perilaku agresif lainnya. Selain itu, beri contoh dengan senantiasa menghindari perilaku kekerasan saat mendidik anak dan menunjukkan cara konstruktif saat menyelesaikan konflik dengan pasangan.
-Tetap konsisten dalam menegakkan aturan terhadap anak. Kalau terpaksa, longgarkan dalam waktu singkat saja.
-Selesaikan konflik antara adik dan kakak dengan cara tidak memihak. Jika mereka berebut mainan, sebaiknya diatasi dengan menyingkirkan barang yang memicu konflik itu dari jangkauan mereka.
3. Usia prasekolah
-Anak-anak usia prasekolah masih berusaha memahami bagaimana dan mengapa segala sesuatu bekerja dan apa efek tindakan mereka. Sewaktu mereka mempelajari perilaku yang sesuai, perkirakan mereka akan terus menguji batas toleransi orang tua.
-Mulailah memberi tugas-tugas yang sesuai dengan usia, seperti menyingkirkan mainan mereka. Berikan arahan sederhana, langkah demi langkah. Hadiahi mereka dengan pujian.
-Biarkan anak membuat pilihan di antara sejumlah alternatif. Orang tua hanya perlu mengarahkan anak dan menetapkan batas yang masuk akal.
-Jelaskan bahwa kadang-kadang merasa marah itu baik-baik saja, tetapi seharusnya tidak dengan cara menyakiti seseorang atau merusak barang-barang. Ajari mereka menghadapi perasaan marah dengan cara positif, seperti membicarakannya.
4. Anak Usia Sekolah
-Anak usia sekolah biasanya mulai mengerti makna benar dan salah. Bicaralah tentang pilihan yang mereka miliki dalam situasi sulit, pilihan yang baik dan buruk, dan bahwa yang akan terjadi tergantung pada bagaimana mereka memutuskan untuk bertindak.
-Jelaskan tentang harapan keluarga terhadap anak dan konsekuensi jika mereka tidak memenuhinya.
-Berikan tanggung jawab dan penghargaan secara seimbang kepada anak.
-Terus ajari anak dan memberikan contoh kepada mereka tentang kesabaran, kepedulian, dan sikap hormat pada orang lain.
-Jangan biarkan anak menerima hukuman fisik dari orang tua sendiri maupun orang lain, termasuk di sekolah.
5. Remaja
-Saat anak berusia remaja, mereka biasanya sudah bisa mengambil keputusan dengan lebih mandiri. Orang tua sebaiknya memberikan dukungan kepada keputusan anak, tetapi juga memberlakukan aturan dan batasan yang jelas.
-Terus tunjukkan banyak kasih sayang dan perhatian kepada anak. Orang tua perlu meluangkan waktu setiap hari untuk berbicara dengan anak. Para remaja cenderung membuat pilihan yang sehat jika mereka tetap terhubung dengan keluarga.
-Kenali teman-teman anak dan bicarakan tentang hubungan yang bertanggung jawab dan terhormat.
-Hargai usaha, prestasi dan kesuksesan anak. Orang tua juga perlu memuji sikap anak yang menghindari perilaku buruk, seperti merokok, berkelahi atau minum alkohol.
"tips" - Google Berita
January 23, 2020 at 05:16AM
https://ift.tt/2sU2LeU
Tips dan Cara Mengajari Anak Disiplin Sesuai Usianya - tirto.id
"tips" - Google Berita
https://ift.tt/331rOJ7
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tips dan Cara Mengajari Anak Disiplin Sesuai Usianya - tirto.id"
Post a Comment